Partai Kebangkitan Bangsa Mengatakan Ada Pejabat Dinilai Antikritk dan Dibela Membabi Buta Oleh Para Pendukungnya

JakartaGubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyentil sikap pejabat publik yang enggan menerima kritikan maupun keluhan. Anggota DPR Fraksi PKB, Luqman Hakim Al-Jambi, mengakui memang masih ada pejabat yang terkesan antikritik. Bahkan, dibela habis-habisan oleh pendukungnya.

"Masih ada pejabat yang terkesan anti-kritik. Misalnya, setiap ada kritik direspons dengan pembelaan membabi buta para pendukungnya bahkan dengan mengerahkan pagar betis preman," katanya lewat pesan singkat, Kamis (7/10).

Di sisi lain, kata Luqman, sudah banyak juga pejabat yang terbuka dengan kritik. Mereka merespons kritikan dengan gembira.

"Dan, menurut saya, lebih banyak pejabat yang gembira bahkan bahagia menerima kritik," kata dia.

Meski begitu, Luqman tidak memahami siapa pejabat yang dimaksud Anies. Dia melihat pernyataan Anies seperti cerminan dirinya.

"Saya tidak paham siapa pejabat yang dimaksud Anies. Apakah orang lain atau dirinya sendiri," tukas Luqman.

Diberitakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, sebagai pejabat publik harus siap menerima kritikan. Pejabat publik harus menjadi kotak pos kritik semua urusan.

Hal itu ia sampaikan dalam Workshop yang digelar PAN. Anies ditanya bagaimana menanggapi banyak pihak yang mengkritiknya.

"Menurut saya juga ini paket kalau menjadi berada di wilayah publik harus siap jadi kotak pos kritik semua urusan," ujar Anies dikutip dari kanal YouTube PAN TV, Rabu (6/10).

Lebih lanjut, Anies bilang sebagai Gubernur harus mendengarkan keluhan dimana word play here. Bagi pejabat publik yang tidak mau menerima keluhan, lebih baik mengurus burung saja di rumah.

"Datang di pertemuan apapun harus siap mendengar keluhan, karena ya inilah paketnya berada di wilayah publik, kalau tidak mau menerima keluhan, tidak mau terima politik, di rumah saja urus burung dan rumah tangga kan saya melihara burung gitu," ujarnya.

Anies melihat PAN memiliki sebuah kematangan. Bagaimana sebuah perbedaan dikelola, dan dialog dikelola. Kata dia, jangan pernah menganggap pihak yang berbeda pendapat sebagai musuh.

"Semuanya kalaupun itu ada perbedaan, itu lawan, saya sering sampaikan lawan badminton itu teman olahraga, lawan debat itu teman berpikir, lawan dalam pilkada itu teman dalam demokrasi," ujarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KPU Memberikan Usul Tiga Opsi Tanggal Pemilu 2024

Pengibaran Bendera Bintang Bulan Berkibar Dalam Upacara Milad-45 GAM di Kota Lhokseumawe

Karena Produksi Vaksin Covid-19 Membuat Sembilan Orang Jadi Miliuner Mendadak